Kentongan kayu, klontongan sapi digelantungkan di atas pintu masuk. Saat mata memandang ke dalam, gebyok yang usianya sudah ratusan tahun menyedot perhatian. Dua tiang dari kayu glondongan berdiri gagah di antara bangku-bangku panjang yang sama kunonya.
Suasana yang ada di warung tersebut akan membuat anda sejenak melupakan rasa lapar anda. Seperti yang saya rasakan, saya memilih melihat-lihat, mengelilingi ruangan yang luasnya tidak lebih dari 100 meter persegi itu. Mengamati enam meja yang berwarna coklat tua, dinding yang penuh dengan gantungan foto hitam putih asli yang menampilkan potret kehidupan Kota Solo masa lalu.
Makanan disini enag bangetz. Muph saya bukan promosi, hhehehe.


